KUTUNGGU CINTAMU DI PANTAI BANYUWANGI

(DARI  CATATAN  HARIAN  SMA)

ADUHAI  PANTAIKU DI FAJAR PAGI

KETIKA  MASIH BERSELIMUT EMBUN

PASIRMU GEMERLAP LAKSANA BERLIAN

TERTIMPA SINAR MERAH KEEMASAN

MATAHARI PAGI BULAT SEMPURNA

MUNCUL DARI UJUNG TIMUR SANA ,

DARI BALIK GUNUNG PULAU DEWATA

TERTIMPA SINAR MERAH KEEMASAN MEMBELAH AWAN

MENEBAR GAIRAH CINTA PADA REMAJA

SEDANG DIUTARA BUKIT KAPUR ITU

METAFOR DIRINYA MENJADI BIRU

MENGEMBANGKAN BAYANGANNYA PADA LAUTNYA

COBA PANDANG KE SELATAN

LAUTAN HINDIA TAK TERTAKLUKAN

MENGEMBANGKAN ANGAN  SEJUTA HARAPAN

DAN SEBELAH BARAT

GUNUNGKU BIRU, HUTANKU BIRU,

JIKA SAJA SEDIKIT AWAN MENUTUP BIRUMU

AKUPUN BERTANYA BERITA YANG

KAU SAMPAIKAN DARI CINTAKU

AKU AKAN MENUNGGU, AKU AKAN MENUNGGU

(ditulis pada masa SMA tahu 1964…..)


6 Tanggapan to “KUTUNGGU CINTAMU DI PANTAI BANYUWANGI”

  1. isun yo lare oseng,,,laer nong tanah blambangan,panganane rujak soto,byeeh swegerr,tapi saiki isun urip ono nang bumi “borneo” kalimantan tengah,golet sandang pangan,duh bapak,duh emak,isun kangeen kepengen ketemu riko,,,

    • Kesuwun dik gelem mampir nang Padangulan. Isun tahu nang Pulang Pisau 25 tahun yang lalu. Salam kanggo lare lare Banyuwangi ning kono ya dik. Mugo Mugo isun ketemu riko .Amiin

  2. SrOcZj caaeguabjlhx, [url=http://xzuswtgidolb.com/]xzuswtgidolb[/url], [link=http://zzgkudkpdzyn.com/]zzgkudkpdzyn[/link], http://vlyswmoharrs.com/

  3. Pantaskah saya mengaku lare osing ……?

    Saya seorang pendarungan jogja dan blitar, saya juga bukan penutur bahasa osing, pun warga dikampung saya semuanya adalah penutur bahasa jawa semarangan/metaraman.

    Saya lahir dan sekolah hingga tamat SMA di muncar, setelah tamat sekolah hijrah dan berkeluarga di jakarta, dan tidak tiap tahun pulang ke banyuwangi.

    tapi dalam kecintaan dan kebanggaan pada kampung halaman jangankan saya, istri dan anak sayapun begitu terpesona dan membanggakan segala hal tentang banyuwangi baik tradisi, seni maupun makanannya.

    • Dik , sejak dislocating system ( pembunuhan massal ) oleh Belanda dari tahun 1771 sd 1811 . Menurut Raflles penduduk blambangan dibunuh 90%. Dan untuk pembangunan Banyuwangi Rafless, mendatangkan penduduk , dari Hadramaut(Yaman) ,India, Maladiva, China, makassar, palembang, jawa tengah, dan bagian lain , sudah sangat sulit menentukan keaslian orang Banyuwangi. Jadi siapapun kita yang di Banyuwangi pasti mencintai Banyuwangi

  4. hai…banyawangi

Tinggalkan Balasan ke ejeuvw Batalkan balasan